SAMAKAH BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU?
Ditulis oleh :
Sitta Rahayu (1104505009)
Kelas A
Dikatakan sama, tetapi berbeda. Menurut buku
Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi yang saya baca, sebenarnya
bahasa Melayu mempunyai penutur yang relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah
penutur bahasa jawa dan bahasa sunda. Walaupun demikian, ternyata bahasa melayu
terpilih sebagai dasar bahasa Indonesia. Hal itu berarti bahwa bahasa Indonesia
yang dikenal saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu.
Ada dua faktor yang memgang peranan penting dalam
penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia, yaitu :
1.
Faktor Intralinguistik
Adalah faktor yang
ada di dalam bahasa itu sendiri, dalam hal ini bahasa Melayu. Kelebihan bahasa
Melayu dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya, misalnya bahasa Jawa, Sunda,
Madura, dan Bali ditinjau dari faktor linguisti tampak dalam hal tingkatan
bahasa. Artinya di dalam bahada Melayu hanya terdapat sedikit tingkatan bahasa
bahkan, dapat dikatakan bahasa Melayu tanpa tingkatan bahasa (Bawa, 1989:3).
2.
Faktor Ekstralinguistik
Faktor yang berada di
luah bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah tersebar luas di wilayah nusantara. Hal
itu disebabkan oleh penuturnya yang berwatak perantau. Penutur bahasa Melayu
merantau karena kebanyakan di antara mereka berprofesi sebagai pedagang. Pada
zaman Sriwijaya bahasa Melayu telah diangkat sebagai bahasa kebudayaan dan
bahasa ilmu pengetahuan, terutama pada sekolah tinggi pusat agama Budha.
Mungkin untuk orang yang kurang mempunyai
pendidikan tentang sastra dan bahasa kedua bahasa ini mungkin tampak identik,
tetapi untuk orang yang benar – benar mengerti tentang sastra dan bahasa,
perbedaan yang terlihat dari dua bahasa ini adalah diksi dan aksen. Perbedaan-perbedaan
ini sering menyebabkan ketidakpahaman bila digunakan dalam percakapan formal
atau komunikasi tertulis.
Bahasa Indonesia berbeda
dari bahasa Melayu di Malaysia karena
bahasa Indonesia memiliki lebih banyak perkataan yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Belanda meski
bahasa Indonesia didasarkan dan didominasi dari bahasa Melayu Riau, contohnya
"pejabat pos" di Malaysia dikenal dengan sebutan "kantor
pos" di Indonesia. "Kantor" ini berasal
dari kata Belanda kantoor untuk
"pejabat".
Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Berbagai
varian bahasa Melayu digunakan di berbagai wilayah Indonesia dan semua mengakui
bahwa bahasa yang digunakan di Provinsi Riau dan
sekitarnya adalah bahasa Melayu Standar (atau bahasa Melayu Tinggi, bahasa Melayu Piawai). Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan yang berbeda
menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa, peristilahan dan kosakata,
pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang
dipakai. Perbedaan
itu secara garis besar dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.
Dari latar
belakang penjajahan asing bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia lebih menyerap bahasa Belanda sedangkan bahasa Malaysia
lebih menyerap bahasa Inggris.
2.
Dari segi
perlakuan, kedua-dua bahasa tersebut diperlakukan sesuai dengan kebijakan
kebahasaan di negara masing-masing, namun ada perhimpunan yang mengatur bahasa
Melayu yang disebut dengan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia
(MABBIM).
3.
Dari
segi penyerapan kata di negara masing-masing, bahasa Indonesia yang didasarkan
dari bahasa Melayu berdialek Riau menyerap pula bahasa-bahasa daerah di
Indonesia seperti bahasa Jawa dll.
Salah satu yang juga membedakan
antara bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu adalah perbedaan ejaan. Ketika
zaman penjajahan, bahasa Indonesia menggunakan "oe" untuk bunyi
"u", sama seperti bahasa Belanda, namun setelah penaklukan Jepang ejaan
tersebut diganti menjadi "u". Di Malaysia sebelum tahun 1972, bunyi "ch"
dieja dengan "ch" dan bahasa Indonesia menggunakan "tj".
Oleh itulah, perkataan "cap" telah dieja sebagai "chap" di
Semenanjung Malaya dan "tjap" dalam bahasa Indonesia. Setelah
"Ejaan Yang Disempurnakan" diperkenalkan pada tahun 1972, kedua-dua
bahasa itu menggunakan ejaan yang sama, yaitu "cap". Contoh ejaan
lain yaitu "dj" (Indonesia) diganti dengan "j" seperti di
Malaysia. Ada beberapa ejaan yang masih dipertahankan atas sebab sejarah,
contohnya "wang" (Semenanjung Malaya) dan "uang"
(Indonesia).
Simpulan
Adapun simpulan yang bisa ditarik
dari tuliasan ini adalah :
1. Bahasa
Indonesia yang dikenal saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu.
2. Ada dua faktor yang memgang peranan penting dalam penerimaan bahasa Melayu
sebagai bahasa Indonesia yaitu faktor intralinguistik dan faktor
ekstralinguistik.
3. Perbedaan
yang terlihat jelas dari dua bahasa ini adalah diksi dan aksen.
4. Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan
perlakuan yang berbeda menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa antara
bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu, peristilahan dan kosakata, pengucapan,
serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang dipakai.
Daftar Pustaka
Suparwa, I Nyoman.,Sukarta, I
Nengah.,Putrayasa, I.G.N.K.,Teguh, I Wayan. (2012). Bahasa
Indonesia Akademik untuk Perguruan
Tinggi. Bali:Udayana University
Press.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perbedaan_antara_bahasa_Malaysia_dan_bahasa_Indonesia diakses pada hari kamis, 17 Oktober 2013.
0 komentar:
Posting Komentar