Selasa, 12 November 2013

Bahasa Indonesia

SAMAKAH BAHASA INDONESIA DENGAN BAHASA MELAYU?
Ditulis oleh :
Sitta Rahayu (1104505009)
Kelas A

Dikatakan sama, tetapi berbeda. Menurut buku Bahasa Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi yang saya baca, sebenarnya bahasa Melayu mempunyai penutur yang relatif sedikit dibandingkan dengan jumlah penutur bahasa jawa dan bahasa sunda. Walaupun demikian, ternyata bahasa melayu terpilih sebagai dasar bahasa Indonesia. Hal itu berarti bahwa bahasa Indonesia yang dikenal saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu.
Ada dua faktor yang memgang peranan penting dalam penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia, yaitu :
1.                  Faktor Intralinguistik
Adalah faktor yang ada di dalam bahasa itu sendiri, dalam hal ini bahasa Melayu. Kelebihan bahasa Melayu dibandingkan dengan bahasa daerah lainnya, misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan Bali ditinjau dari faktor linguisti tampak dalam hal tingkatan bahasa. Artinya di dalam bahada Melayu hanya terdapat sedikit tingkatan bahasa bahkan, dapat dikatakan bahasa Melayu tanpa tingkatan bahasa (Bawa, 1989:3).
2.                  Faktor Ekstralinguistik
Faktor yang berada di luah bahasa Melayu. Bahasa Melayu telah tersebar luas di wilayah nusantara. Hal itu disebabkan oleh penuturnya yang berwatak perantau. Penutur bahasa Melayu merantau karena kebanyakan di antara mereka berprofesi sebagai pedagang. Pada zaman Sriwijaya bahasa Melayu telah diangkat sebagai bahasa kebudayaan dan bahasa ilmu pengetahuan, terutama pada sekolah tinggi pusat agama Budha.

Mungkin untuk orang yang kurang mempunyai pendidikan tentang sastra dan bahasa kedua bahasa ini mungkin tampak identik, tetapi untuk orang yang benar – benar mengerti tentang sastra dan bahasa, perbedaan yang terlihat dari dua bahasa ini adalah diksi dan aksen. Perbedaan-perbedaan ini sering menyebabkan ketidakpahaman bila digunakan dalam percakapan formal atau komunikasi tertulis. 

Bahasa Indonesia berbeda dari bahasa Melayu di Malaysia karena bahasa Indonesia memiliki lebih banyak perkataan yang berasal dari bahasa Jawa dan bahasa Belanda meski bahasa Indonesia didasarkan dan didominasi dari bahasa Melayu Riau, contohnya "pejabat pos" di Malaysia dikenal dengan sebutan "kantor pos" di Indonesia. "Kantor" ini berasal dari kata Belanda kantoor untuk "pejabat".
Sebenarnya tidak banyak perbedaan antara kedua bahasa tersebut. Berbagai varian bahasa Melayu digunakan di berbagai wilayah Indonesia dan semua mengakui bahwa bahasa yang digunakan di Provinsi Riau dan sekitarnya adalah bahasa Melayu Standar (atau bahasa Melayu Tinggibahasa Melayu Piawai). Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan yang berbeda menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa, peristilahan dan kosakata, pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang dipakai. Perbedaan itu secara garis besar dapat dipaparkan sebagai berikut:
1.                  Dari latar belakang penjajahan asing bisa dikatakan bahwa bahasa Indonesia lebih menyerap bahasa Belanda sedangkan bahasa Malaysia lebih menyerap bahasa Inggris.
2.                  Dari segi perlakuan, kedua-dua bahasa tersebut diperlakukan sesuai dengan kebijakan kebahasaan di negara masing-masing, namun ada perhimpunan yang mengatur bahasa Melayu yang disebut dengan Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM).
3.                  Dari segi penyerapan kata di negara masing-masing, bahasa Indonesia yang didasarkan dari bahasa Melayu berdialek Riau menyerap pula bahasa-bahasa daerah di Indonesia seperti bahasa Jawa dll.

Salah satu yang juga membedakan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu adalah perbedaan ejaan. Ketika zaman penjajahan, bahasa Indonesia menggunakan "oe" untuk bunyi "u", sama seperti bahasa Belanda, namun setelah penaklukan Jepang ejaan tersebut diganti menjadi "u". Di Malaysia sebelum tahun 1972, bunyi "ch" dieja dengan "ch" dan bahasa Indonesia menggunakan "tj". Oleh itulah, perkataan "cap" telah dieja sebagai "chap" di Semenanjung Malaya dan "tjap" dalam bahasa Indonesia. Setelah "Ejaan Yang Disempurnakan" diperkenalkan pada tahun 1972, kedua-dua bahasa itu menggunakan ejaan yang sama, yaitu "cap". Contoh ejaan lain yaitu "dj" (Indonesia) diganti dengan "j" seperti di Malaysia. Ada beberapa ejaan yang masih dipertahankan atas sebab sejarah, contohnya "wang" (Semenanjung Malaya) dan "uang" (Indonesia).

Simpulan
Adapun simpulan yang bisa ditarik dari tuliasan ini adalah :
1.         Bahasa Indonesia yang dikenal saat ini sebenarnya berasal dari bahasa Melayu.
2.         Ada dua faktor yang memgang peranan penting dalam penerimaan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia yaitu faktor intralinguistik dan faktor ekstralinguistik.
3.         Perbedaan yang terlihat jelas dari dua bahasa ini adalah diksi dan aksen.
4.         Perbedaan latar belakang sejarah, politik, dan perlakuan yang berbeda menyebabkan munculnya perbedaan tata bahasa antara bahasa Indonesia dengan bahasa Melayu, peristilahan dan kosakata, pengucapan, serta tekanan kata pada dua bentuk standar modern yang sekarang dipakai.


Daftar Pustaka

Suparwa, I Nyoman.,Sukarta, I Nengah.,Putrayasa, I.G.N.K.,Teguh, I Wayan. (2012). Bahasa
Indonesia Akademik untuk Perguruan Tinggi. Bali:Udayana University Press.


0 komentar:

Posting Komentar