Supply Chain Management
Di dunia global yang kompetitif ini desakan
bagi perusahaan untuk menemukan cara-cara baru dalam memberikan dan menciptakan
value added bagi konsumennya semakin kuat. Perusahaan dituntut untuk
dapat menyampaikan produknya dengan efektif lebih cepat dan lebih efesien.
Kemampuan mengintegrasikan mata rantai pasokan (supply chain) dan
wawasan serta pengetahuan terkini supply chain management diakui dapat meningkatkan
kompetensi tersebut. Supply Chain Management adalah suatu manajemen dari
aliran barang informasi dan dana yang melewati rantai pasokan dari manufaktur
ke distributor dan retailer berakhir
di customer. Fungsi Supply Chain Management adalah
merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengontrol semua aktivitas supply
chain. Supply
Chain merupakan suatu rangkaian
proses-proses dan aliran yang terjadi di dalam dan di antara tahapan rantai
pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas
suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien
antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang
yang diproduksi dan di distribusi memiliki kualitas yang tepat, lokasi yang
tepat, dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi
yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan. Memahami SCM untuk
kepentingan operasional perusahaan, berarti harus mengerti strategi operasi
yang akan memudahkan strategi SCM.
Penerapan
Supply Chain Management (SCM) di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Nama Perusahaan : PT Nippon Indosari
Corpindo Tbk.
Berdasarkan data Kementrian
Perindustrian (Kemeperin) tahun 2010, industri makanan, minuman, dan tembakau
memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan industri nasional, yaitu
sebesar 34,35%. Dalam proses pemasaran maupun
produksi, istilah SCM sudah tidak asing lagi mengingat peranan dan fungsi yang
besar dalam keberlangungan suatu perusahaan. Industri terigu merupakan salah
satu industri yang potensial karena merupakan bahan baku dalam pembuatan roti,
biskuit maupun snack. Tentunya, industri roti memegang peranan penting
sebagai hilirisasi dari industri terigu. Secara pemasaran industri roti akan
mendorong terbentuknya toko-toko roti (bakery)
sebagai mediator antara produsen dengan konsumen sehingga membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat. Industri Bakery Indonesia dibagi 3 segementasi
yaitu home/small 80%, produksi massa 10% dan Boutique Bakery 8-10%.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berdiri
berdasarkan akta nomor 24 tanggal 26 Mei 1994. PT NIC merupakan gabungan dari
PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd.
yang merupakan gabungan perusahaan Indonesia-Jepang. Kemudian pada 8 Maret 1995
dengan akta nomor 11 berdirilah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Perusahaan
ini bergerak di bidang bakery dengan
produk utama bermerek ‘Sari Roti’ yang diluncurkan di pasaran pada Januari
1997. Selanjutnya produk ‘boti’ pada Januari 2001.
Dalam
pelaksanaan produktivitasnya PT Nippon Indosari Corpindo khususnya dalam
menghasilkan bakery (products) dibutuhkan supply chain management untuk
menghasilkan karakteristik bakery
yang bagus.
Hal ini menyangkut berbagai macam hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
-
Raw
material
yang diperlukan untuk produksi berjumlah cukup besar. Selain itu bahan juga
merupakan bahan mentah yang mempunyai waktu kadarluasa.
-
Barang hasil produksi memiliki waktu
kadarluasa yang sangat singkat (kurang lebih empat samapi lima hari). Hal ini
mengakibatkan diperlukannya sistem supply
yang baik untuk dapat menanggulangi masalah tersebut.
Bagan SCM dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Menurut sumber yang ada, sebelumnya PT NIC menggunakan
SAP (System Application And Product In Data Processing) sebagai ERP,
setelah itu diikuti implementasi SCM ke dalam business plan-nya.
Implementasi SAP di Nippon Indosari
Corpindo sendiri dimulai pada tahun 2007. Implementasi yang dilakukan adalah
implementasi penuh dari pembelian bahan mentah hingga distribusi produk roti.
Hal ini berarti bahwa modul SCM dipakai, karena untuk melakukan penjadwalan
pembelian diperlukan modul tersebut. Selain itu modul finansial diterapkan.
Dengan pemanfaatan ini, maka kondisi setiap pabrik dapat diintegrasikan secara real-time.
Selanjutnya pada penerapan SCM di
Nippon Indosari Corpindo terjadi peningkatan efisiensi dalam penanggulangan
stok barang. Selain itu dengan adanya sistem terintregasi berkat SAP stok
menjadi mudah dipantau. Hal ini juga berpengaruh terhadap distribusi barang
jadi (roti) di setiap pabrik. Dengan adanya peningkatan tersebut maka penjualan
juga meningkat. Berikut tabel di bawah menunjukkan penjualan net perusahaan di
tahun 2005 hingga 2009.
Dari sini dapat terlihat bahwa
terjadi peningkatan yang drastis pada total seluruh penjualan tahun 2007 ke
atas. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebelum penerapan SCM
SAP, maka dapat dilihat jelas bahwa penerapan SCM SAP meningkatkan sales
perusahaan ini.
Perangkat lunak dan teknologi yang
digunakan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Konsep Just In Time (JIT)
Karena barang hasil produksi PT NIC
yang berupa roti memiliki waktu kadarluasa yang sangat singkat (kurang lebih
empat samapi lima hari), maka diperlukan konsep Just In Time (JIT). JIT
berprinsip hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (how much) dan pada saat dibutuhkan (when) oleh konsumen. Tujuannya untuk
mengefisienkan proses sehingga tidak diperlukan adanya stok di pusat
distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke DC (Distribution Center), maka keesokan
harinya barang itu sudah terkirim ke gerai-gerai. Singkatnya, konsep ini
memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak
ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang. Pada dasarnya fungsi DC
adalah untuk meredistribusi produk, bukan untuk menyimpan produk. Jadi melalui
konsep JIT ini mengembalikan DC ke fungsi sebenarnya.
2.
APO ( Advance Planning & Optimization) tool
APO tool adalah tool yang
dipakai dalam supply chain management,
di dalamnya termasuk rencana untuk produksi, warehousing, dan transportasi. SAP APO tool mempunyai kemampuan untuk merencanakan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan
tersebut kemudian akan dikorelasikan dengan aset yang dimiliki perusahaan dan
inventori yang ada. Setelah itu hasil dari penggabungan ini akan menjadi input
untuk supply network planning,
kemudian mengubahnya menjadi demand
planning, termasuk rencana produksi, pergudangan, dan
transportasi, di dalamnya juga ada saldo material, tenaga kerja,
dan antisipasi permintaan pelanggan (termasuk kendala yang ada dalam
memenuhi permintaan pelanggan).
Di dalam APO tool terdapat dermand
planning dan supply network
planning yang dapat mendukung perusahaan pada seluruh penjualan, proses
perencanaan operasi produksi dan penjadwalan rinci. Ini menjamin setiap aset
produksi dapat mencapai efisiensi maksimum (dalam hal ini adalah dalam
bidang produksi, mulai dari bahan baku mentah yang masuk ke pabrik kemudian
sampai ke tangan konsumen). Tujuan akhirnya ialah memungkinkan pelanggan untuk
mendapatkan produk sesegera mungkin, membantu perusahaan memenuhi kebutuhan
permintaan pelanggan yang melebihi posisi persediaan saat ini.
3.
RFID (Radio
Frequency Identification)
Untuk
meningkatkan SCM, PT Nippon Indosari Corpindo menggunakan teknologi RFID yaitu
sebuah teknologi dimana informasi mengenai barang yang diproduksi dikirimkan melalui
gelombang frekuensi, menggunakan media tag atau chip. Mencakup tahapan mulai dari bahan
baku yang diterima dari pemasok, kemudian dimasukkan ke dalam proses produksi,
sampai menjadi barang jadi. Sistem ini mendukung pelacakan jika terjadi
gangguan pada material atau hal lainnya. RFID dapat mendeteksi data berjarak
satu meter. Dengan teknologi RFID yang ada pada SCM , PT Nippon Indosari
Corpindo mendapat beberapa keuntungan, yaitu:
-
Data yang direkam adalah data real-time atau data seketika, sehingga
dapat mempercepat proses produksi.
-
Dengan teknologi RFID, perusahaan
dapat memantau inventori material.
-
Perusahaan dapat memantau rute
material, sehingga dapat membuatnya lebih efisien dan cepat.
-
Manajemen inventori menjadi lebih
baik.
-
Material yang banyak dan berbeda
jenis, dapat diberi tag yang berbeda untuk mengurangi kesalahan dalam
pencampuran bahan maupun pemilihan bahan baku/material.
-
Distribusi barang ke luar akan
menjadi akurat karena pengembalian barangnya akan lebih minimal.
-
Pada saat ada retur, sistem dapat memberikan data yang lebih lengkap, seperti
data konsumen yang melakukan retur
atau tanggal produksi barang yang diretur.
-
Out of
Stock
dapat dikurangi, karena supplier
dapat mengetahui dengan pasti stok bahan baku yang akan habis
Melalui teknologi RFID,
perusahaan dapat memperoleh data mengenai berapa barang yang akan di produksi,
barang akan dijual kemana, dan data lain yang berkaitan dengan produksi barang
dan penjualan barang, dengan hal ini perusahaan dapat mempercepat penjualan
mereka.
Secara keseluruhan, keuntungan yang
didapat PT Nippon Indosari
Corpindo setelah
menerapkan SCM adalah:
-
Peningkatan efisiensi dalam penanggulangan stok
barang.
-
Mempercepat distribusi barang jadi
(roti) sehingga meningkatkan penjualan.
-
Berkat SAP dalam SCM, stok barang menjadi mudah dipantau.
0 komentar:
Posting Komentar