Selasa, 12 November 2013

ERP - SCM PT Nippon Indosari Corpindo Tbk

Supply Chain Management

Di dunia global yang kompetitif ini desakan bagi perusahaan untuk menemukan cara-cara baru dalam memberikan dan menciptakan value added bagi konsumennya semakin kuat. Perusahaan dituntut untuk dapat menyampaikan produknya dengan efektif lebih cepat dan lebih efesien. Kemampuan mengintegrasikan mata rantai pasokan (supply chain) dan wawasan serta pengetahuan terkini supply chain management diakui dapat meningkatkan kompetensi tersebut. Supply Chain Management adalah suatu manajemen dari aliran barang informasi dan dana yang melewati rantai pasokan dari manufaktur ke distributor dan retailer berakhir di customer. Fungsi Supply Chain Management adalah merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengontrol semua aktivitas supply chain. Supply Chain merupakan suatu rangkaian proses-proses dan aliran yang terjadi di dalam dan di antara tahapan rantai pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan di distribusi memiliki kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan. Memahami SCM untuk kepentingan operasional perusahaan, berarti harus mengerti strategi operasi yang akan memudahkan strategi SCM.

Penerapan Supply Chain Management (SCM) di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Nama Perusahaan : PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Berdasarkan data Kementrian Perindustrian (Kemeperin) tahun 2010, industri makanan, minuman, dan tembakau memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan industri nasional, yaitu sebesar 34,35%. Dalam proses pemasaran maupun produksi, istilah SCM sudah tidak asing lagi mengingat peranan dan fungsi yang besar dalam keberlangungan suatu perusahaan. Industri terigu merupakan salah satu industri yang potensial karena merupakan bahan baku dalam pembuatan roti, biskuit maupun snack. Tentunya, industri roti  memegang peranan penting sebagai hilirisasi dari industri terigu. Secara pemasaran industri roti akan mendorong terbentuknya toko-toko roti (bakery) sebagai mediator antara produsen dengan konsumen sehingga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Industri Bakery Indonesia dibagi 3 segementasi yaitu home/small 80%, produksi massa 10% dan Boutique Bakery 8-10%.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. berdiri berdasarkan akta nomor 24 tanggal 26 Mei 1994. PT NIC merupakan gabungan dari PT Sari Indoroti dengan Nissho Iwai Corporation dan Shikishima Baking Co. Ltd. yang merupakan gabungan perusahaan Indonesia-Jepang. Kemudian pada 8 Maret 1995 dengan akta nomor 11 berdirilah PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Perusahaan ini bergerak di bidang bakery dengan produk utama bermerek ‘Sari Roti’ yang diluncurkan di pasaran pada Januari 1997. Selanjutnya produk ‘boti’ pada Januari 2001.
Dalam pelaksanaan produktivitasnya PT Nippon Indosari Corpindo khususnya dalam menghasilkan bakery (products) dibutuhkan supply chain management untuk menghasilkan karakteristik bakery yang bagus. Hal ini menyangkut berbagai macam hal, diantaranya adalah sebagai berikut:
-          Raw material yang diperlukan untuk produksi berjumlah cukup besar. Selain itu bahan juga merupakan bahan mentah yang mempunyai waktu kadarluasa.
-          Barang hasil produksi memiliki waktu kadarluasa yang sangat singkat (kurang lebih empat samapi lima hari). Hal ini mengakibatkan diperlukannya sistem supply yang baik untuk dapat menanggulangi masalah tersebut.
Bagan SCM dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Menurut sumber yang ada, sebelumnya PT NIC menggunakan SAP (System Application And Product In Data Processing) sebagai ERP, setelah itu diikuti implementasi SCM ke dalam business plan-nya.

Implementasi SAP di Nippon Indosari Corpindo sendiri dimulai pada tahun 2007. Implementasi yang dilakukan adalah implementasi penuh dari pembelian bahan mentah hingga distribusi produk roti. Hal ini berarti bahwa modul SCM dipakai, karena untuk melakukan penjadwalan pembelian diperlukan modul tersebut. Selain itu modul finansial diterapkan. Dengan pemanfaatan ini, maka kondisi setiap pabrik dapat diintegrasikan secara real-time.
Selanjutnya pada penerapan SCM di Nippon Indosari Corpindo terjadi peningkatan efisiensi dalam penanggulangan stok barang. Selain itu dengan adanya sistem terintregasi berkat SAP stok menjadi mudah dipantau. Hal ini juga berpengaruh terhadap distribusi barang jadi (roti) di setiap pabrik. Dengan adanya peningkatan tersebut maka penjualan juga meningkat. Berikut tabel di bawah menunjukkan penjualan net perusahaan di tahun 2005 hingga 2009.

Dari sini dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan yang drastis pada total seluruh penjualan tahun 2007 ke atas. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya sebelum penerapan SCM SAP, maka dapat dilihat jelas bahwa penerapan SCM SAP meningkatkan sales perusahaan ini.

Perangkat lunak dan teknologi yang digunakan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.                  Konsep Just In Time (JIT)
Karena barang hasil produksi PT NIC yang berupa roti memiliki waktu kadarluasa yang sangat singkat (kurang lebih empat samapi lima hari), maka diperlukan konsep Just In Time (JIT). JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (how much) dan pada saat dibutuhkan (when) oleh konsumen. Tujuannya untuk mengefisienkan proses sehingga tidak diperlukan adanya stok di pusat distribusi. Jadi ketika pemasok mengirim barang hari ini ke DC (Distribution Center), maka keesokan harinya barang itu sudah terkirim ke gerai-gerai. Singkatnya, konsep ini memungkinkan prosesnya lebih transparan dalam distribusi produk karena tidak ada produk yang terdegradasi (tertinggal) di gudang. Pada dasarnya fungsi DC adalah untuk meredistribusi produk, bukan untuk menyimpan produk. Jadi melalui konsep JIT ini mengembalikan DC ke fungsi sebenarnya.
2.                  APO ( Advance Planning & Optimization) tool
APO tool adalah tool yang dipakai dalam supply chain management, di dalamnya termasuk rencana untuk produksi, warehousing, dan transportasi. SAP APO tool mempunyai kemampuan untuk merencanakan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan tersebut kemudian akan dikorelasikan dengan aset yang dimiliki perusahaan dan inventori yang ada. Setelah itu hasil dari penggabungan ini akan menjadi input untuk supply network planning, kemudian mengubahnya menjadi demand planning, termasuk  rencana  produksi, pergudangan, dan transportasi, di dalamnya juga ada  saldo material, tenaga kerja, dan  antisipasi permintaan pelanggan (termasuk kendala yang ada dalam memenuhi permintaan pelanggan).
Di dalam APO tool terdapat dermand planning dan supply network planning yang dapat mendukung perusahaan pada seluruh penjualan, proses perencanaan operasi produksi dan penjadwalan rinci. Ini menjamin setiap aset produksi  dapat mencapai efisiensi maksimum (dalam hal ini adalah dalam bidang produksi, mulai dari bahan baku mentah yang masuk ke pabrik kemudian sampai ke tangan konsumen). Tujuan akhirnya ialah memungkinkan pelanggan untuk mendapatkan produk sesegera mungkin, membantu perusahaan memenuhi kebutuhan permintaan  pelanggan  yang melebihi posisi persediaan saat ini.

3.                  RFID (Radio Frequency Identification)
Untuk meningkatkan SCM, PT Nippon Indosari Corpindo menggunakan teknologi RFID yaitu sebuah teknologi dimana informasi mengenai barang yang diproduksi dikirimkan melalui gelombang frekuensi, menggunakan media tag atau chip. Mencakup tahapan mulai dari bahan baku yang diterima dari pemasok, kemudian dimasukkan ke dalam proses produksi, sampai menjadi barang jadi. Sistem ini mendukung pelacakan jika terjadi gangguan pada material atau hal lainnya. RFID dapat mendeteksi data berjarak satu meter. Dengan teknologi RFID yang ada pada SCM , PT Nippon Indosari Corpindo  mendapat beberapa keuntungan, yaitu:
-       Data yang direkam adalah data real-time atau data seketika, sehingga dapat mempercepat proses produksi.
-       Dengan teknologi RFID, perusahaan dapat memantau inventori material.
-       Perusahaan dapat memantau rute material, sehingga dapat membuatnya lebih efisien dan cepat.
-       Manajemen inventori menjadi lebih baik.
-       Material yang banyak dan berbeda jenis, dapat diberi tag yang berbeda untuk mengurangi kesalahan dalam pencampuran bahan maupun pemilihan bahan baku/material.
-       Distribusi barang ke luar akan menjadi akurat karena pengembalian barangnya akan lebih minimal.
-       Pada saat ada retur, sistem dapat memberikan data yang lebih lengkap, seperti data konsumen yang melakukan retur atau tanggal produksi barang yang diretur.
-       Out of Stock dapat dikurangi, karena supplier dapat mengetahui dengan pasti stok bahan baku yang akan habis
Melalui teknologi RFID,  perusahaan dapat memperoleh data mengenai berapa barang yang akan di produksi, barang akan dijual kemana, dan data lain yang berkaitan dengan produksi barang dan penjualan barang, dengan hal ini perusahaan dapat mempercepat penjualan mereka.

Secara keseluruhan, keuntungan yang didapat PT Nippon Indosari Corpindo setelah menerapkan SCM adalah:
-          Peningkatan efisiensi dalam penanggulangan stok barang.
-          Mempercepat distribusi barang jadi (roti) sehingga meningkatkan penjualan.
-          Berkat SAP dalam SCM, stok barang menjadi mudah dipantau.


0 komentar:

Posting Komentar